EKSPOSKALTIM, Bontang – Mungkin Anda pernah melihat langsung kecelakaan lalu lintas, atau rekan dekat anda jadi korban. Apa yang harus dilakukan? Kebanyakan masyarakat kita memang mudah panik, dan bingung untuk melakukan pertolongan. Alih-alih membantu, malah jadi penonton.
Dokter (IGD) Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB), Sitti Maisyaroh mengatakan, sebenarnya siapa saja bisa menyelamatkan nyawa korban kecelakaan. Faktor paling penting menurutnya, adalah jangan panik.
“Jika anda melihat korban kecelakaan, pertama yang anda perhatikan adalah cek pernapasannya. Jika ia tidak sadar, buka jalan napasnya terlebuh dulu lalu lihat, dengar, dan rasakan, apakah korban bernapas dengan normal. Jangan samakan pernapasan agonal dengan pernapasan normal. Pernapasan agonal biasanya terjadi setelah jantung berhenti sampai 40 persen, pasien sulit bernapas, berat, berisik, atau terengah. Pernapasan ini dikenal sebagai tanda serangan jantung. Pastikan pula Anda sudah menghubungi Unit Gawat Darurat (UDG),” kata Sitti, yang ditemui di RSIB Bontang, Selasa (21/6/2016).
Lanjut Sitti, setelah memastikan jalur nafas korban normal, cek kesadaran korban dengan cara, periksa apakah korban masih dalam kondisi sadar atau tidak dengan cara menepuk, atau menggerak-gerakkan pundaknya. Jika masih sadar, maka bantu korban untuk menemukan posisi yang paling nyaman, sembari meminta bantuan dari orang sekitar.
“Rasakan jantung korban, jika tidak terasa denyut jantung, maka kompresi dada dengan meletakkan tumit salah satu tangan, di tengah dada tepatnya di antara tengah -tengah dada. Letakkan tumit tangan lainnya, di atas dengan jari-jari saling mengunci. Tekan dada dengan kedalaman empat hingga lima cm,” urainya.
Jika korban tidak bernafas, pemberian nafas bantuan sangat diperlukan. Kemudian, jepit hidung korban dan mulailah mengambil napas dengan normal.
“Bibir Anda mengatup seluruhnya di bagian mulut korban. Hembuskan udara hingga dada korban terlihat naik, kurang lebih satu detik. Beri waktu sampai dinding dada turun kembali. Ulangi hingga 10 menit atau 12 kali per menit untuk dewasa. Sedangkan anak-anak sebanyak 12 hingga 20 kali per menit, sampai terasa denyutan jantung, dengan frekuensi jantung 15:2,” ulasnya.
Sitti juga menganjurkan untuk memperhatikan, apakah ada cedera atau trauma. Jika ada perdarahan, ambil kasa dan tekan untuk menghentikan perdarahan.
“Saat ada kotoran pada luka, cukup bersihkan dengan diusap, dan jangan dicuci. Jika korban mengalami patah tulang terbuka, ambil kasa setebal kain, lalu tekan untuk menghentikan perdarahan. Jika ada tulang yang terlepas keluar, jangan dimasukkan, karena bagian itu sudah terkena kotoran. Jika dimasukkan, bisa menyebabkan infeksi. Sebisa mungkin kirim korban ke RS dalam waktu kurang dari 12 jam,” pungkasnya.
Sitti juga mengingatkan, untuk menghubungi Rumah Sakit terrdekat agar korban cepat mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
“Jangan sampai anda melakukan pertolongan tanpa adanya pelatihan khusus, karena bisa membuat korban mengalami trauma yang lebih parah. Kemudian, pertolongan ini maksimal di lakukan dengan dua orang, satu bertugas untuk memompa jantung, dan yang lain memberikan nafas buatan,” tutupnya.
sumber: http://eksposkaltim.com/berita-940-jangan-jadi-penonton-lakukan-ini-bila-melihat-korban-kecelakaan.html